Dalam rangka memperkuat persatuan perantau minang asal provinsi sumatera barat di kota palangkaraya sekitarnya yang tergabung dalam paguyuban saiyo sakato maka pengurus melaksanakan silaturahmi akbar sekaligus pemilihan pengurus baru saiyo sakato bertempat di Rumah Gadang Saiyo Sakato beralamat Jl adonis samad gang minang raya kota palangkaraya pada hari minggu tanggal 5 februari 2023. Menurut Hari Mahardika selaku sekretaris saiyo sakato yang sehari hari sebagai pengusaha produsen ayam perusahan nasional, ada kurang lebih tiga ratus kepala keluarga perantau minang di sekitar palangkaraya dengan profesi beragam dari pedagang, pegawai negeri, pegawai swasta, wiraswasta dari yang bertoko sampai kaki lima, dari toko sembako sampai bejana lengkap bahkan sampai jualan es dan kelapa. dan yang menarik di sektor perdagangan ada sekitar seratus rumah makan padang menghiasi hampir setiap jalan jalan di kota palangkaraya.
Sementara menurut Dr. Erianto N selaku ketua panitia acara silaturahmi dan pemilihan menegaskan bahwa kegiatan ini dilaksanakan karena telah berakhirnya kepengurusan Yayasan Saiyo Sakato dibawah kepemimpinan pak Yoserizal dan Paguyuban Saiyo Sakato dibawah kepemimpinan pak Ayoni Rizal sekitar enam bulan yang lalu sehingga mempengaruhi untuk kegiatan organisasi perantau minang di Palangkaraya. Tentu ini sangat kita sayangkan karena tidak banyak persatuan perantau yang sudah bisa memiliki gedung sendiri megah seperti Rumah Gadang Saiyo Sakato yang dirintis pembangunan oleh para niniak mamak dan tokoh perantau pendahulu yang bergerak dibidang perdagangan juga pejabat seperti pak Fachrizal mantan Kapolda Kalteng, ada juga almarhum Refli Umar mantan asisten pidana khusus, pak Datuak Mukhlis mantan asisten intelijen Kejati Kalteng serta tokoh masyarakat dan pemuda lainnya yang selalu kompak mengutamakan kebersamaan, persaudaraan dan menghindari perbedaan karena jabatan, pendidikan, kelebihan riski dan lainnya semua menyatu sebagai saudara seperantauan. Disamping itu dengan telah dicabutnya pembatasan berkumpul / PPKM karena covid sekitar 2 tahun diharapkan dapat menyatukan lagi kebersamaan seluruh perantau sehingga dalam acara kemarin dihadiri sekitar seratu lima puluh perantau yang konsumsinya berupa makan, snak dan lainnya 100% dari warga perantau.
Pemilihan didahului dengan melakukan polling melalui google form seminggu sebelum pemilihan sehingga dapat tergambar siapa calon pimpinan yang diinginkan masyarakat namun hanya sebatas mendapatkan gambaran saja dan pemilihan sebenarnya dilakukan langsung di rumah gadang saiyo sakato pada hari minggu 5 februari 2023 diikuti sekutar 150 pemilih dengan cara memberikan suara pada disecarik kertas yang telah disediakan panitia. Hasil perhitungan terbuka pemilihan yang dipimpin oleh Erianto dan Yulianil Fadhilah terpilih sebagai ketua Yayasan Saiyo Sakato pak Nurman pensiunan bulog sekaligus pemilik rumah makan sikumbang mudo sementara untuk Paguyuban Saiyo Sakato terpilih uda Andrinur pemilik rumah makan gadih minang yang juga anggota polres palangkaraya. Masing masing didukung oleh empat orang formatur diamanahi menyusun kepengurusan yayasan dan paguyuban dalam waktu satu minggu dengan memperhatikan masukan niniak mamak/ para tetua perantau minang di palangkaraya.
Menurut Dr. Erianto N yang sehari hari merupakan koordinator di kejati kalteng yang dalam bulan ini bertugas tempat baru meninggalkan palangkaraya menyampaikan hampir semua warga yang menyatakan kegembiraannya karena tidak menyangka bisa hadir sebanyak itu dan suasananya sangat kekeluargaan sekali, tidak ada pengelompokkan yang memisahkan semua mencair karena acara dilaksanakan dengan duduk melingkar diatas tikar yang sama tanpa ada kursi satupun sehingga seperti pepatah minang “duduak samo randah tagak samo tinggi (duduk sama rendah berdiri sama tinggi sebagai tanda kesetaraan)” serta “duduak surang basampik sampik duduak basamo balapang lapang (duduk sendiri terasa sempit karena dipikir sendiri duduk bersama terasa lapang karena semua dapat dimusyawarahkan), semua permasalah diutarakan dan didiskusikan dengan pikiran terbuka, tidak ada pemaksaan pendapat sejenisnya karena yang utama adalah rasa kebersamaan. Suasana kekeluargaan sangat terasa seakan akan acara baralek / pesta adat di kampung ranah minang makan bersama serentak diatas tikar. Semoga momen ini akan terus berlanjut dan tali silaturrahmi sesama perantau minang di palangkaraya sekitarnya terus terjaga untuk “saciok bak ayam sadanciang bak basi (satu suara kompak dalam kebersamaan). semoga. (redaksi)