BANGKA — Geliat sektor pertanian di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) berbuah hasil. Saat ini, kontribusi PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) sektor pertanian terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) hanya berselisih 1 persen dibandingkan sumbangan sektor pertambangan. Jauh berbeda apabila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya hingga mencapai 9 persen.
Kinerja apik sektor pertanian tersebut, mampu menjaga tren positif pertumbuhan ekonomi serta menurunkan tingkat inflasi di tengah pandemi Covid-19 yang masih melanda, dan menjadikan provinsi yang masih tergolong muda ini menggapai peningkatan ekonomi tertinggi di Sumatera, dan keempat se-Indonesia. Sebagai nakhoda yang gigih memajukan sektor tersebut, Gubernur Erzaldi Rosman mengatakan hal itu tak terlepas dari kolaborasi dan keharmonisan antar Forkopimda Babel yang berjalan dengan sangat baik.
“Harapan kami ke depan, sektor pertanian dan perikanan menjadi nomor satu dalam kontribusi PDRB, sehingga apabila harga timah sedang turun tidak mengakibatkan gejolak ekonomi di Kepulauan Bangka Belitung seperti tahun-tahun sebelumnya,” ungkap gubernur dalam kegiatan dialog interaktif RRI Pro 1 di lokasi pembibitan Sen’s Tani, Desa Pagarawan, Kabupaten Bangka, Selasa (21/12).
Sektor pertanian sendiri terdiri dari lima sub sektor, yaitu tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan. Untuk terus mengoptimalkan sektor tersebut, gubernur menyiapkan strategi melalui program 3S (Sahang, Sapi, Sawah). Jika pada tahun 2017, kontribusi sawah untuk kebutuhan pangan beras lokal masyarat Babel hanya 25 persen, namun pada saat ini sudah diatas 50 persen.
Pengembangbiakkan sapi saat ini juga menjadi prioritas Pemprov. Babel untuk mewujudkan swasembada daging sapi di masa mendatang, mengingat kebutuhan daging sapi masyarakat Babel setiap tahunnya selalu meningkat. Sementara sahang atau lada, pihaknya sedang menggiatkan produk unggulan lada berkualitas tinggi, yakni Muntok White Pepper, di samping senantiasa memberikan bibit unggul lada kepada para petani.
Tak kalah penting, menurutnya, di samping meningkatkan produktivitas pertanian yaitu hilirisasi. Hal itu dikarenakan untuk meningkatkan nilai tambah komoditi pertanian. Di masa kepemimpinannya, hal itu telah dilakukan dengan hilirisasi minyak sawit mentah alias Crude Palm Oil (CPO), ke depan bahkan akan dibangun Crude Palm Oil (CPO) Refinery di Muntok, Kabupaten Bangka Barat.
Komoditi lada juga menjadi perhatian dari orang nomor satu di Babel itu, saat ini lada sudah bisa diseleksi mana yang premium dan standar. Di mana yang premium akan menjadi produk ekspor, sementara yang standar akan diolah menjadi bubuk.
“Kami juga mendorong pengusaha yang berkecimpung di sektor komoditi pertanian seperti porang, jahe merah, dan lain sebagainya untuk mendirikan pabrik pengolahan di Babel,” ungkapnya.
Di sub sektor perikanan, di samping Pemprov. Babel saat ini sedang giat membudidayakan udang Vaname, selain itu sedang digiatkan pengembangan budi daya ikan gabus yang memiliki kandungan albumin sangat tinggi, yang mana albumin hasil ekstrak ikan gabus memiliki manfaat yang banyak bagi kesehatan maupun meningkatkan kecerdasan.
Sementara itu, untuk meningkatkan sektor pariwisata, Pemprov. Babel pada awal tahun depan akan menggelar even-even skala nasional, yang bertujuan untuk menggaet para wisatawan. Tidak hanya sekadar datang, namun para wisatawan tersebut diharapkan banyak mengeluarkan uang selama liburan di Babel. Untuk itu, menurutnya dibutuhkan waktu lebih dari tiga hari para wisatawan untuk berwisata.
“Itu semua dibutuhkan kekompakan antar seluruh stakeholder untuk bersatu memajukan Bumi Serumpun Sebalai,” tutupnya. (*)
Sumber : Kominfo